BERSYUKUR
SETIAP SAAT
Namaku : Akhsana Mar’atus Sholikah
No pesertaku :
003
Dari begitu bangun pagi kamar lanati
atas sampai turun ke lantai bawah, sudah berapa kali saya mengucapkan
terimakasih dan bersyukur? Mungkin sudah lima kali sampai tujuh kali. Dalam
satu hari? Berapa kali saya berterima kasih dan bersyukur di dalam hati? Berapa
kali yang saya ucapkan dengan lantang bersuara dengan orang lain? Mungkin bisa
50 sampai 100 kali, bisa jadi lebih, karena tidak saya hitung.
Tidak praktis
kedengarannya? Kokya aneh mengucapkan terima kasih sampai puluhan kali dan satu
hari? Bahkan ratusan kali? Jawabannya mudah saja: dengan berterima kasih dan
bersyukur, kita selalu mencari sisi positif dari segala sesuatu. Dengan mencari
sisi positif, maka diri kita menjadi semakin positif dalam melihat segala
sesuatu. Pasti ada putih setitik di dalam hitam kelam dan ada hitam disetitik
putih bersih.
Add caption |
Dengan selalu mengingat kelimpahan
kita, otak kita mencetak keyakinan (belive) bahwa memang benar kita hidup dalam
kelimpahan. Maka, semua perbuatan kita didasri oleh keyakinan ini, termasuk
persepsi diri kita sebagai personifikasi dari sukses. Lantas, sampai kapam perlu mengucapakan terima kasih dan
bersyukur berpuluh puluh kali tersebut? Sepanjang hayat.
Ah tidak praktis, mungkin ada yang
berpendapat demekian. Sekali lagi bahwa ini tidak mengajarkan untuk sukses
dalam semalam, namun dengan mengubah mindset (pola pikir) mak segala faktor eksternal yang sering menjadi
atribut orang sukses akan datang dengan sendirinya bagaikan arus sungai.
Berterima
kasih dan bersyukur toh tidak memerlukan modal uang maupun sumber daya apa pun.
Intinya hanya satu, yaitu kemauan keras untuk mengubah diri. Jangan pikirkan
“pahala” yang anda dapat dari perbuatan ini dulu. Jangan pula mengharap nasib
akan berubbah dalam sekejap. Yang jelas, dengan mengucapkan terima kasih kepada
orang lain tanpa ada rasa keterpaksaan dan rasa canggung saja sudah merupakan
jembatan kita kedalam hati orang itu.
“Terima
kasih” tidak akan pernah ditolak oleh orang lain, malah biasanya disambut dengan
senyum lebar dan hati yang sedikit lebih lembut dari pada sebelumnya. Ini saja
sudah merupakan magnit yang bisa membantu kita semua dalam memproyeksikan diri
yang sukses ke luar. Jadi, jika ada keragu-raguan dan k-engganan untuk
berteriaksih dan bersyukur dalam sekala dan frekuensi luar biasa, maka
sebaiknya Anda urungkan niat Anda untuk menjadi personifikasi dari sukses itu
sendiri. Aammiiin …